Penggunaanbalok baja, struktur baja dalam industri konstruksi bangunan memiliki sejarah panjang dan berasal dari akhir 1800-an, ketika gedung pencakar langit pertama tumbuh di Chicago. Sebelumnya, pembangun menggunakan besi cor. Namun kemudian diketahui bahwa balok-balok baja struktural yang dipasang di beton memungkinkan membingkai gedung
konstruksiberikut petunjuk operasinya dan melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia. 10 . 2.2 Metode Kerja . 2.2.1 Pengertian Metode Kerja Adapun hasil akhir dari Produktivitas dapat berupa : 14 1. Keuntungan atau laba bagi para pemegang saham dan para investor . 2. Pekerjaan dan upah bagi para pekerja 3.
1 Manakah dari pernyataan berikut yang paling menggambarkan konstruksi pengetahuan? Kegiatan konstruksi pengetahuan mengharuskan peserta didik untuk menghasilkan ide dan pemahaman yang baru bagi mereka " Correct! Knowledge construction happens when learners do more than reproduce what they learned. They go beyond technology
Vay Nhanh Fast Money. Perkembangan teknologi konstruksi di Indonesia saat ini sedang tumbuh pesat. Sektor konstruksi menjadi sektor terkuat yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data dari BPS, menunjukan bahwa sektor konstruksi berada dalam posisi ketiga sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada tahun 2017, sektor konstruksi dalam perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,01% dan menyokong PDB mencapai 10,38% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Download Skema Harga Software Manajemen Konstruksi Download Sekarang Sektor konstruksi di Indonesia yang terus tumbuh sebesar 7-8% per tahun tidak lain juga karena faktor perkembangan teknologi konstruksi yang terus ikut berkembang dan meningkatkan efektivitas terhadap sektor ini. Perkembangan proyek energi dan rumah tangga serta investasi infrastruktur di berbagai kota menyebabkan tingginya permintaan untuk industri konstruksi. Untuk memenuhi hal tersebut, industri konstruksi dapat memanfaatkan Software Manajemen Konstruksi terbaik dari HashMicro yang akan membantu perusahaan memantau perkembangan proyek. Dapatkan skema harga berikut untuk menyesuaikan anggaran perusahaan Anda. Artikel Terkait Software Konstruksi untuk Memaksimalkan Manajemen Proyek Konstruksi Daftar Isi Pengertian Teknologi Konstruksi Perkembangan Teknologi Konstruksi Fungsi dari Perkembangan Teknologi Konstruksi Jenis dari Teknologi Konstruksi Proyek konstruksi perumahan residental constructions Proyek konstruksi bangunan gedung building construction Proyek konstruksi teknik sipil heavy engineering construction Proyek konstruksi bangunan industri industrial construction Contoh dari Perkembangan Teknologi Konstruksi Kesimpulan Pengertian Teknologi Konstruksi Teknologi konstruksi adalah penggunaan teknologi dalam bidang konstruksi yang menyesuaikan dengan kebutuhan, khususnya dalam bidang sarana dan prasarana. Teknologi konstruksi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai ilmu lain agar bisa menyelesaikan masalah sehari-hari di dalam kehidupan manusia. Ilmu konstruksi mempelajari perencanaan, pelaksanaan, dan perbaikan bangunan. Di Indonesia, ilmu konstruksi dalam bangku perkuliahan dipelajari oleh mahasiswa teknik sipil dan pembangunan. Hasil dari teknologi konstruksi adalah hunian ataupun rumah. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi konstruksi muncul berbagai bangunan bertingkat seperti villa, hotel, dan berbagai gedung lainnya yang sangat variatif. Perkembangan teknologi konstruksi dalam hal infrastruktur lainnya seperti jembatan, jalan layang, dan berbagai sarana prasarananya lainnya untuk mempermudah aktivitas dan kebutuhan sehari-hari. Artikel Terkait 6 Manfaat Utama Sistem ERP untuk Industri Konstruksi Perkembangan Teknologi Konstruksi Saat ini, perkembangan teknologi konstruksi terus mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai jenis material dan peralatan yang modern. Seiring dengan kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan, manusia bisa memanfaatkan bahan-bahan yang berasal darialam kemudian melalui proses pengolahan hasil rekayasa yang menghasilkan industri baru. Sehingga bahan bangunan saat ini semakin memiliki kekuatan dan keindahan yang terjamin. Jika zaman dahulu manusia hanya menggunakan bahan yang berasal dari alam tanpa melalui proses pengolahan, sehingga hasilnya sangat sederhana. Contohnya saja dinding rumah zaman dahulu yang hanya menggunakan bambu atau kayu, saat ini dinding rumah menggunakan tembok yang terbuat dari batu bata, semen, dan bahan lainnya. Selain bahan, perkembangan teknologi konstruksi juga berdampak pada alat-alat. Saat ini, alat-alat dari teknologi konstruksi sangat canggih yang dapat mempercepat proses pengerjaan suatu proyek. Fungsi dari Perkembangan Teknologi Konstruksi Fungsi dari teknologi konstruksi adalah untuk membantu pembuatan desain dan cara kerja yang lebih efektif. Berikut adalah beberapa fungsi dari adanya perkembangan teknologi konstruksi Mempermudah proyek konstruksi bangunan seperti rumah dan apartemen dengan teknologi yang lebih baik. Mempermudah serta mendukung pekerjaan manusia dalam pembuatan gedung fasilitas publik seperti perkantoran. Memudahkan akses untuk komunikasi serta transportasi contohnya seperti rel kereta api, jalan raya, dan jembatan. Lengkapi Form Berikut Ini dan Dapatkan Demo Software HashMicro GRATIS! Jenis dari Perkembangan Teknologi Konstruksi Proyek konstruksi adalah rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan memiliki tujuan dalam batasan waktu, biaya, dan mutu tertentu. Proyek konstruksi membutuhkan berbagai macam sumber daya yaitu manusia, bahan bangunan, peralatan, metode pelaksanaan, uang, informasi, dan waktu dalam proses penyelesaiannya. Berikut adalah beberapa jenis-jenis proyek konstruksi 1. Proyek konstruksi perumahan residental constructions Mengutip dari buku Manajemen Pengendalian Proyek 2020, yang termasuk dalam konstruksi perumahan adalah hunian, rumah tinggal, dan kompleks perumahan. Penataannya dengan mempertimbangkan perkembangan masa yang akan datang dan penataan sistem saluran pembuangan. Pengerjaan proyek bangunan perumahan memerlukan perencanaan yang tepat berkaitan dengan fasilitas dan jaringan infrastruktur seperti jalan, air bersih, dan listrik. 2. Proyek konstruksi bangunan gedung building construction Pembangunan proyek konstruksi gedung berbagai macam jenisnya. Contohnya adalah perkantoran, kampus, dan perbankan. Penataannya memerlukan penataan fasilitas seperti hydrant, lift, dan alat pemadam kebakaran. Dengan menggunakan proyek konstruksi yang baik akan lebih praktis dalam mempertimbangkan teknologi dan menganalisa peraturan bangunan pada wilayah tersebut. Maka dari itu, penggunaan Software Konstruksi akan sangat membantu Anda untuk mengefisienkan hal tersebut. 3. Proyek konstruksi teknik sipil heavy engineering construction Desain, keuangan, dan pertimbangan hukum menjadi elemen penting dalam proyek konstruksi teknik sipil. Alasannya adalah proyek ini memiliki sifat tidak mengambil keuntungan yang banyak atau nonprofit, tetapi mengutamakan pelayanan masyarakat. Jenis proyek ini yaitu pembangkit listrik, pembuatan jalan raya, jalan kereta api, bendungan, pertambangan, dan proyek lainnya untuk publik. 4. Proyek konstruksi bangunan industri industrial construction Proyek ini memerlukan keahlian khusus dalam proses perencanaan yang menyangkut desain dan kebutuhan konstruksinya. Hal tersebut menjadi komponen penting untuk pengambangan bangunan industri. Proses perencanaan dalam penataan nantinya akan berpengaruh terhadap lingkungan dan masyarakat. Contoh dari proyek ini adalah pabrik yang menghasilkan produk. Contoh dari Perkembangan Teknologi Konstruksi Penerapan dari perkembangan teknologi konstruksi sudah banyak implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Sederhananya adalah pemukiman yang dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok seperti perumahan. Membangun pemukiman secara pribadi lebih meminimalkan dana melalui penggunaan teknologi yang tidak terlalu besar. Contoh lainnya dalam skala besar adalah proyek konstruksi komersial yang pelaksanaanya adalah pemerintah atau perusahaan. Proyek tersebutlah yang membutuhkan teknologi canggih dan terbaru karena mempertimbangkan kekuatan dan umur yang harapannya dapat bertahan lama. Penggunaan Software Manajemen Konstruksi terbaik dari HashMicro yang memiliki fitur lengkap akan membantu proses pembangunan proyek berjalan lancar. Hal ini karena kemudahan dalam melacak aktualisasi anggaran dan karyawan dalam satu sistem. Baca Juga 5 Tips Mengoptimalkan Manajemen Proyek Konstruksi Kesimpulan Download Skema Harga Software Manajemen Konstruksi Download Sekarang Perkembangan teknologi konstruksi di Indonesia saat ini sangat pesat seiring dengan komitmen pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik yang memadai. Banyaknya manfaat yang dapat kita rasakan saat ini dengan penggunaan teknologi konstruksi dengan memanfaatkan kolaborasi tenaga manusia dan mesin. Efisienkan proses pembangunan proyek konstruksi perusahaan Anda menggunakan Software Manajemen Konstruksi agar target penyelesaian proyek dapat sesuai dengan pemantauan dan manajemen yang tepat. Jadwalkan perusahaan Anda untuk mengikuti demo gratis agar mengetahui lebih detail dari sistem konstruksi HashMicro. Serta dapatkan skema harga berikut untuk menyesuaikan kebutuhan dengan anggaran perusahaan. Tertarik Mendapatkan Tips Cerdas Untuk Meningkatkan Efisiensi Bisnis Anda? Jessica Wijaya writer with a passion for business, technology and innovation. Always writing with the goal of creating thought provoking contents that are helpful for the masses.
9. Berikut contoh teknologi yang bergerak dalam bidang peralatan rumah tangga, kecuali a. mesin cuci c. televisi b. lemari es d. air 10. Berikut hasil akhir dari teknologi konstruksi adalah .... a. rumah b. kulkas c. mesin cuci d. traktor 11. Teknologi yang berfungsi membangun sarana prasarana dalam kehidupan manusia disebut dengan teknologi .... a. konstruksi c. produksi b. mekanis d. transportasi 12. Contoh berikut yang benar adalah a. kereta api - teknologi transportasi b. mobil - teknologi produksi c. rumah - teknologi komunikasi d. mesin cuci - teknologi komunikasi Jawaban api-teknologi transportasi
Teknologi konstruksi adalah istilah yang sudah tidak asing saat ini, khususnya bagi akademisi dan praktisi di bidang konstruksi. Dalam penggunaanya sering terjadi overlapping dengan istilah-istilah lain yang mirip seperti teknologi rekayasa, teknologi desain, atau bahkan teknologi manufaktur. Studi ini bertujuan untuk menganalisis istilah teknologi konstruksi yang dimulai dari pemahaman teknologi sebagai subjek frase dan juga pemahaman konstruksi sebagai objek frase. Studi literatur, metode hermeneutika, serta proses sintesis digunakan dalam studi ini dalam menghasilkan konsep teknologi konstruksi yang jelas dan robust. Selain diperoleh konsep teknologi konstruksi yang jelas, hasil dari studi ini juga diperoleh kejelasan bahwa teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian penting yaitu teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen konstruksi Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 1 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Teknologi Konstruksi Sebuah Analisis Arman Jayady1 1Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Program Studi Diploma IV Teknik Sipil Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Email ajayady Abstrak Teknologi konstruksi adalah istilah yang sudah tidak asing saat ini, khususnya bagi akademisi dan praktisi di bidang konstruksi. Dalam penggunaanya sering terjadi overlapping dengan istilah-istilah lain yang mirip seperti teknologi rekayasa, teknologi desain, atau bahkan teknologi manufaktur. Studi ini bertujuan untuk menganalisis istilah teknologi konstruksi yang dimulai dari pemahaman teknologi sebagai subjek frase dan juga pemahaman konstruksi sebagai objek frase. Studi literatur, metode hermeneutika, serta proses sintesis digunakan dalam studi ini dalam menghasilkan konsep teknologi konstruksi yang jelas dan robust. Selain diperoleh konsep teknologi konstruksi yang jelas, hasil dari studi ini juga diperoleh kejelasan bahwa teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian penting yaitu teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen konstruksi. Kata kunci Teknologi konstruksi, Teknologi proses konstruksi, Teknologi produk konstruksi, dan Teknologi manajemen konstruksi 1. Pendahuluan Istilah teknologi konstruksi tekon sangat sering didengar dalam dunia konstruksi. Secara umum. Istilah tersebut biasanya dilekatkan dengan segala hal yang bersifat advanced, sophistecated, atau yang memiliki unsur kebaruan dalam dunia konstruksi yang mendukung efisiensi, kualitas, serta daya saing baik dari sisi produk maupun proses. Hal tersebut memberi beragam pengertian terkait tekon, sehingga dalam diskusi-diskusi ilmiah sering terjadi overlapping pemahaman dengan istilah-istilah lain yang berdekatan, seperti teknologi rekayasa engineering technology, teknologi desain design technology, atau bahkan teknologi manufaktur manufacture technology yang menghasilkan material konstruksi jadi atau setengah jadi intermediate-product. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan studi sehubungan konsep tekon. Studi ini bertujuan untuk menganalisis istilah tekon yang dimulai dari pemahaman teknologi sebagai subjek dari frase tekon dan juga pemahaman konstruksi sebagai objek dari frase tekon. Paper ini terdiri atas empat bagian utama yaitu, pertama adalah pendahulan yang menjelaskan urgensi serta tujuan utama dari penelitian ini. Bagian kedua adalah metode, yang menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya, bagian ketiga adalah pembahasan konsep teknologi konstruksi. Terdapat tiga bagian utama yang dibahas pada bagian ketiga tersebut, yaitu pembahasan tentang konsep teknologi, konsep konstruksi, dan konsep teknologi konstruksi. Pada bagian ke empat atau bagian terakhir dari paper ini adalah berisi tentang diskusi dari penelitian ini yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam penelitian-penelitian lanjutan. 2. Metode Studi literatur digunakan dalam kajian ini dalam upaya mengeksplorasi konsep-konsep sebelumnya tentang tekon, baik pada masa klasik maupun mutakhir. Pendekatan eksploratif dapat digunakan dalam sebuah penelitian bila mana informasi atau pengetahuan sehubungan subjek riset yang akan diteliti tersebut masih sangat terbatas Jayady, dkk., 2013; Jayady, 2017; Zulfiar dkk., 2018. Metode hermeneutika Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 2 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong digunakan dalam analisis yang bertujuan untuk mencari makna implisit dari tiap definisi yang dikaji. Selain kedua metode tersebut, metode sintesis juga digunakan dalam mengelaborasi konsep sehingga menghasilkan konsep yang lengkap dari sisi ilmiah maupun praktis. Studi ini diharapkan dapat memberikan kejelasan sehubungan makna dari frase teknologi konstruksi. 3. Pembahasan Penjelasan konsep teknologi konstruksi tekon secara lengkap tidak dapat diperoleh tanpa mengkaji dari setiap kata elemen dari frase tersebut. Sehingga pada bagian ini, kajian dibagi menjadi tiga bagian yaitu konsep teknologi, konsep konstruksi, dan konsep teknologi konstruksi. Bagian pertama akan diuraikan berbagai definisi sehubungan kata teknologi, yang selanjutnya dengan metode hermeneutika akan ditarik makna yang terkandung implisit yang bersifat generik dan substansif dari berbagai definisi tersebut. Hal yang sama juga dilakukan pada konsep konstruksi yang merupakan objek frase. Sehingga pada bagian konsep teknologi konstruksi diharapakan diperoleh makna tekon yang jelas dan robust. Konsep Teknologi Konsep Teknologi – Umum Istilah teknologi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani Greek yaitu techne dan logos. Aristoteles mengklasifikasi techne sebagai bagian dari knowledge yang bermakna know-how OECD, 2000. Secara khusus Egmond 2012 memaknai techne sebagai know-how yang diperlukan untuk membuat sesuatu. Oleh Garud 1997 know-how adalah knowledge yang digunakan untuk merancang design atau memproduksi manufacture sesuatu. Know-how merepresentasikan generative processes Garud, 1997. Sehingga know-how dapat diartikan sebagai knowledge yang bersifat aplikatif-praktis. Sedangkan logos dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai logic bermakna prosedur yang bersifat logis Halpin dan Senior, 2011. Secara lebih jelas logis dapat dimaknai sebagai sistematis. Sehingga teknologi secara generik dapat didefinisikan sebagai knowledge yang bersifat aplikatif-praktis serta sistematis yang berguna dalam memenuhi kebutuhan manusia. Box 1. Definisi teknologi secara umum Grosse 1996 yang dikutip dari Osabutey dkk. 2014 membagi teknologi menjadi tiga bagian yaitu 1. Teknologi Proses 2. Teknologi Produk 3. Teknologi Manajemen Bagian berikut selanjutnya diuraikan sehubungan teknologi proses, teknologi produk, dan teknologi manajemen. Konsep Teknologi Proses Era tahun 1950-an istilah teknologi sering dikaitkan dengan industri manufaktur yang diartikan sebagai teknik-teknik yang digunakan dalam sistem atau proses produksi di pabrik Orlikowski, 1992. Dalam perkembangannya pendefinisian terus dilakukan oleh para pakar sebagai upaya untuk memperoleh kejelasan dari makna dari teknologi tersebut. Paragraf berikut akan diuraikan beberapa definisi pakar sehubungan teknologi dalam konteks proses. Menurut Jantsch 1967 Jafarieh, 2001, teknologi adalah aplikasi yang memberi manfaat dari sains fisik, sains hayat, serta sains perilaku. Thompson 1967 Jafarieh, 2001 menjelaskan bahwa teknologi adalah desain instrumental action untuk mereduksi ketidakpastian pada sebab-akibat outcome dan harapan. Schon 1967 Jafarieh, 2001 teknologi adalah metode kerja atau metode membuat oleh kemampuan manusia secara luas. Galbraith 1967 Jafarieh, 2001 menjelaskan teknologi adalah aplikasi sistematis dari sains atau organized-knowledge untuk menjalankan tugas atau memecahkan masalah-masalah yang bersifat praktis. Menurut Peno and Wallender 1977 Jafarieh, 2001 teknologi adalah knowledge yang melekat pada produk, proses, formula, dan teknik yang diperlukan untuk mengelola operasi. Menurut Barquin 1981 Jafarieh, 2001 teknologi adalah serangkaian dari disiplin-disiplin, metode-metode, teknik-teknik, dan instrumen pendukung, yang digunakan dalam make-up proses dalam menghasilkan produk tangible terbaik. Dahlman Teknologi adalah knowledge yang bersifat aplikatif-praktis dan sistematis yang berguna dalam memenuhi kebutuhan manusia Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 3 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong 1981 Jafarieh, 2001 menjelaskan bahwa teknologi adalah kumpulan dari proses-proses fisik dalam mentransformasikan input menjadi output. Definisi yang bersifat makro juga disampaikan oleh Evans 1984 Jafarieh, 2001 yang menjelaskan bahwa teknologi adalah upaya manusia untuk merubah atau mempengaruhi lingkungannya. Dosi 1984 Jafarieh, 2001 mendefinisikan teknologi sebagai serangkaian segemen-segmen knowledge yang secara langsung mengandung praktek dan theoretical know-how, prosedur, pengalaman sukses, yang tidak hanya berwujud hardware tetapi juga dapat terdiri atas knowledge teknis dan skill dari partisipan dalam suatu organisasi. UNCTAD 2001 menjelaskan bahwa teknologi adalah knowledge sistematis yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, aplikasi sebuah proses, atau untuk menjalankan jasa services, dan meliputi segala sesuatu yang terkait dengan manajerial dan teknik marketing. Jafarieh 2001 mendefinisikan teknologi sebagai segala cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat manusia dengan menggunakan teknik yang sistematis. Secara lebih tegas, Halpin dan Senior 2011 memaknai techne sebagai metode atau teknik. Berdasarkan uraian definisi di atas, nampak bahwa beberapa definisi merupakan perulangan dari definisi-definisi sebelumnya yang disampaikan dengan redaksi yang berbeda atau menggunakan kata yang berbeda namun berpadanan dengan kata pada definisi lainnya. Istilah atau frase yang dikemukakan oleh beberapa pakar di atas, seperti aplikasi Jantsch 1967 dikutip dari Jafarieh, 2001; OECD, 2000, instrumental action Thompson 1967 dikutip dari Jafarieh 2001, metode kerja dan metode membuat Schon 1967 dikutip dari Jafarieh 2001, aplikasi sistematis dan organized-knowledge Galbraith 1967 dikutip dari Jafarieh 2001, teknik pengelolaan operasi Peno and Wallender 1977 dikutip dari Jafarieh 2001, mentransformasikan Dahlman and Westphal 1981 dikutip dari Jafarieh 2001, upaya manusia Evans 1984 dikutip dari Jafarieh 2001, kesemuanya secara implisit bermakna know-how, yang dalam konteks proses dapat diartikan sebagai metode atau teknik dalam menghasilkan produk atau mengoperasikan layanan jasa. Sehingga substansi dari teknologi pada konteks proses adalah metode atau teknik. Box 2. Substansi teknologi pada konteks proses Sehingga teknologi dalam konteks proses atau teknologi proses dapat dikonsepkan sebagai Box 3. Konsep teknologi proses Metode atau teknik pada mulanya hanyalah sebuah explicit knowledge yang berwujud konsep, dan belum dapat memberi manfaat value pada suatu proses bila tidak didukung oleh komponen lain. Oleh Egmond 2012 komponen pendukung dari teknologi dalam konteks proses adalah technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework. Gambar 1. berikut mendeskripsikan teknologi proses beserta keempat elemen pandukungnya. Gambar 1. Deskripsi teknologi proses beserta keempat elemen pandukungnya Konsep Teknologi Produk Menurut Egmond 2012, teknologi dalam perspektif sistem produksi selain sebagai teknologi dalam konteks proses atau teknologi proses, juga terwujud dalam teknologi dalam konteks produk atau teknologi produk. Teknologi produk adalah knowledge dan skill yang melekat pada keluaran proses produksi yang diperlukan bermanfaat bagi pengguna Egmond, 2012. Egmond 2012 mendeskripsikan knowledge serta skill yang melekat pada produk bangunan seperti pada Gambar 2. Substansi teknologi pada konteks proses Metode atau Teknik Teknologi Proses metode atau teknik dalam menghasilkan produk atau mengoperasikan layanan jasa Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 4 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Gambar 2. Deskripsi teknologi produk sumber Egmond, 2012 Berdasarkan deskripsi knowledge serta skill yang melekat pada produk seperti pada Gambar 2, knowledge atau skill tersebut bukanlah lagi sebagai know-how substansi teknologi, namun oleh Garud 1997 disebut sebagai knowledge know-what, yaitu knowledge tentang konfigurasi suatu sistem. Namun, knowledge dan skill know-how yang melekat pada suatu produk pada hakekatnya telah terwujud dalam karakteristik serta fitur bernilai pada produk tersebut. Sehingga substansi pada teknologi produk adalah karakteristik dan fitur bernilai yang melekat pada suatu produk. Dengan demikian teknologi pada konteks produk atau teknologi produk dapat diartikan sebagai karakteristik dan keseluruhan fitur bernilai pada suatu produk termasuk elemen penyusun yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna produk tersebut. Box 4. Substansi teknologi produk Box 5. Konsep teknologi produk Konsep Teknologi Manajemen Menurut Grosse 1996 yang dikutip dari Osabutey dkk. 2014 teknologi manajemen didefinisikan sebagai knowledge atau keberadaan skill manajerial dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis pada suatu perusahaan dalam berkompetisi. Meski Gross menggunakan istilah knowledge atau skill manajerial, namun secara implisit knowledge atau skill manajerial yang dimaksud bukanlah know-why episteme, tetapi know-how techne yang umumnya dikenal sebagai metode atau teknik. Seperti halnya pada teknologi proses. Pada teknologi manajemen juga melibatkan empat komponen utama pendukung yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework. Sehingga teknologi manajemen dapat dikonsepkan sebagai metode atau teknik dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis pada suatu perusahaan dalam berkompetisi. Box 6. Konsep teknologi manajemen Gambar 3 di bawah ini adalah deskripsi dari teknologi manajemen. Proses bisnis seperti yang dimaksudkan pada Gambar 3 adalah juga meliputi teknologi proses. Gambar 3. Deskripsi teknologi manajemen Substansi teknologi produk karakteristik dan fitur bernilai yang melekat pada suatu produk Konsep teknologi produk karakteristik dan keseluruhan fitur bernilai pada suatu produk termasuk elemen penyusun yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna Konsep teknologi manajemen metode atau teknik dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis pada suatu perusahaan dalam berkompetisi, yang mana metode dan teknik tersebut didukung oleh empat komponen utama, yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 5 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Konsep Konstruksi Secara umum konstruksi dapat diinterpretasi dalam empat level, yaitu sebagai aktivitas di lapangan level satu, sebagai konperehensif siklus proyek level dua, sebagai segala hal yang berhubungan dengan bisnis konstruksi level tiga, dan sebagai proses secara luas dalam mengkreasi hunian manusia level empat Du Plessis, 2007. Berdasarkan keempat interpretasi di atas, maka dalam pendefinisian segala sesuatu yang berhubungan dengan konstruksi, baik dalam diskusi ilmiah maupun paper ilmiah sering terjadi multi-tafsir. Dalam konteks studi ini, konstruksi sebagai frase dari teknologi konstruksi adalah penting dilakukan pembatasan, karena konstruksi dalam frase tekon juga berfungsi sebagai delimitasi cakupan teknologi itu sendiri. Menurut Du Plessis 2007, secara umum konstruksi dimaknai sebagai aktivitas di lapangan dalam merealisasikan bangunan. Halpin dan Senior 2011 dalam menjelaskan tekon, juga mendelimitasi konstruksi sebagai aktifitas di lapangan dalam merealisasikan pekerjaan fisik. Demikian juga halnya dengan Egmond 1999 melalui ilustrasinya sehubungan teknologi proses lihat Gambar 4 menunjukkan bahwa konstruksi yang dimaksud Egmond 1999 adalah aktfitas di lapangan aktifitas proses dari teknologi. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya raw material dan produk setengah jadi intermediate sebagai bahan input pada ilustrasi Egmond 1999 lihat Gambar 4. Sehingga konstruksi yang dimaksud dalam studi ini adalah aktfitas di lapangan dalam merealisasikan secara fisik bangunan yang didesain sebelumnya. Gambar 4. Deskripsi konstruksi menurut Egmond 2012 Box 7. Konsep konstruksi Penjelasan tersebut di atas juga menunjukkan bahwa terjadi pemisahan makna antara teknologi konstruksi dan teknologi desain nantinya. Konsep Teknologi Konstruksi Bila mengacu pada Egmond 1999, maka teknologi konstruksi terdiri atas teknologi proses konstruksi dan teknologi produk konstruksi. Namun, bila berdasarkan uraian konsep teknologi dan konsep konstruksi seperti yang diuraikan sebelumnya maka, teknologi konstruksi terdiri atas 1. Teknologi proses konstruksi 2. Teknologi produk konstruksi 3. Teknologi manajemen konstruksi Box 8. Pembagian teknologi konstruksi tekon Konsep Teknologi Proses Konstruksi Bila mengacu pada uraian konsep teknologi proses dan uraian konsep konstruksi maka konsep teknologi proses konstruksi dapat diformulasikan seperti ditunjukkan pada Box 9 berikut Box 9. Konsep teknologi proses konstruksi Konsep konstruksi Aktifitas di lapangan dalam merealisasikan secara fisik dari bangunan yang didesain sebelumnya Teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian utama yaitu teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen konstruksi Konsep Teknologi proses konstruksi adalah metode atau teknik yang dilakukan di lapangan dalam merealisasikan produk teknologi konstruksi, yang mana metode atau teknik tersebut didukung oleh empat komponen utama yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 6 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Gambar 5 berikut merupakan deskripsi dari konsep teknologi proses konstruksi. Gambar 5. Deskripsi teknologi proses konstruksi Konsep Teknologi Produk Konstruksi Bila mengacu pada uraian konsep teknologi produk dan uraian konsep konstruksi maka konsep teknologi produk konstruksi dapat diformulasikan seperti ditunjukkan pada Box 10 berikut Box 10. Konsep teknologi produk konstruksi Hubungan teknologi proses konstruksi dan teknologi produk konstruksi dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 6 di bawah ini. Gambar 6. Deskripsi hubungan teknologi proses konstruksi dan teknologi produk konstruksi Konsep Teknologi Manajemen Konstruksi Dalam memformulasikan konsep teknologi manajemen konstruksi, maka konsep konstruksi tidak terbatas hanya pada aktifitas lapangan, seperti yang dimaksud Du Plessis 2007 sebagai interpretasi level satu pada konsruksi. Namun dalam konteks ini, dapat digunakan interpretasi level tiga dari konstruksi yaitu segala hal yang berhubungan dengan bisnis konstruksi. Hal tersebut dikarenakan dalam menjalankan operasi bisnis konstruksi, manajer eksekutif terhubung dengan stakeholder secara luas yang terkait dengan bisnis konstruksi. Sehingga, bila mengacu pada uraian konsep teknologi manajemen dan pemahaman konstruksi pada level tiga menurut Du Plessis 2007, maka konsep teknologi manajemen konstruksi dapat diformulasikan seperti pada Box 11 berikut Box 11. Konsep teknologi manajemen konstruksi Gambar 7 di bawah ini adalah deskripsi dari teknologi manajemen konstruksi. Proses bisnis konstruksi seperti yang dimaksudkan pada Gambar 7 adalah juga meliputi teknologi proses konstruksi. Gambar 7. Deskripsi teknologi manajemen konstruksi 4. Kesimpulan Teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian, yaitu teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen Konsep Teknologi produk konstruksi adalah karakteristik dan keseluruhan fitur bernilai pada suatu produk konstruksi termasuk elemen penyusun yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna Konsep teknologi manajemen konstruksi metode atau teknik dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis konstruksi pada suatu perusahaan dalam berkompetisi, yang mana metode dan teknik tersebut didukung oleh empat komponen utama, yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 7 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong konstruksi. Kata konstruksi yang melekat pada frase teknologi proses konstruksi, bermakna aktifitas di lapangan dalam merealisasikan fisik bangunan, yang juga sekaligus mendelimitasi cakupan teknologi yang digunakan, sehinga konsep teknologi proses konstruksi pada studi ini adalah metode atau teknik yang dilakukan di lapangan dalam merealisasikan produk teknologi konstruksi, yang mana metode atau teknik tersebut didukung oleh empat komponen utama yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework. Hasil analisis pada studi ini juga diperoleh kejelasan bahwa konsep teknologi produk konstruksi adalah karakteristik dan keseluruhan fitur bernilai pada suatu produk konstruksi termasuk elemen penyusun yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna. Sehingga setiap bangunan yang memiliki karakteristik dan fitur yang bernilai bagi pengguna output teknologi proses konstruksi disebut juga sebagai teknologi produk konstruksi. Pemahaman ini juga meliputi komponen penyusun bangunan yang memiliki ciri karakteristik dan fitur yang bernilai. Pada studi ini juga diperoleh kejelasan bahwa konsep teknologi manajemen konstruksi adalah metode atau teknik dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis konstruksi pada suatu perusahaan dalam berkompetisi. Metode dan teknik yang dimaksud adalah terdiri dari empat komponen utama, yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework. Kata konstruksi untuk frase teknologi manajemen konstruksi bermakna segala hal yang berhubungan dengan konstruksi. Hal tersebut dikarenakan, dalam menjalankan operasi bisnis konstruksi, manajer eksekutif terhubung dengan stakeholder secara luas yang terkait dengan bisnis konstruksi. Daftar Pustaka Du Plessis, C. 2007 A Stratetegic framework for sustainable construction in developing countries, construction management and economic journal, 25, p. 67-76. Egmond, 2012 Construction technology development and innovation, dalam Ofori G., ed., new perspective on construction in developing countries, 388 hal., Spon Press, London & New York. Garud, R. 1997 On the distinction know why - know how - and know why, Advances Strategic Management, JAI Press., 14, 81 – 101. Halpin, D. W., dan Senior, B. A. 2011 Construction management, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey, – 16. Jafarieh, H. 2001 Technology transfer to developing countries a qualitative approach, Doctoral Dissertation, Univerisity of Salford Iran, p. 11–13. Jayady, A. 2017. “Joint Operation dalam Studi Kualitatif”, Jurnal Karkasa, Vol. Politeknik Katolik Saint Paul Sorong, Indonesia. Jayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2017. “Model Penilaian Keberhasilan Transfer of Knowledge pada Joint Operation antara Perusahaan Jasa Konstruksi Asing dan Perusahaan Jasa Konstruksi Lokal”, Disertasi Doktor, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung ITB, Bandung, Indonesia. Jayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2013. “Perkembangan Joint Operation di Indonesia”, Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil IX, Institut Teknologi Sepuluh November – Surabaya, 9 February 2013 Jayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2013. “A Study of Joint Operation Scheme in Indonesia”, Prosiding The 6TH Civil Engineering Confrence in The Asian Region, 20-22 Agustus 2013. OECD. 2000 Knowledge management in the learning society-education and skill, OECD publications service, france, Orlikowski, W. J. 1992 The duality of technlogy rethingking of technology in organizations, Organization Science, 33, 398 – 427. Osabutey, E. L. C., Williams, K. dan Debrah, A. Y. 2014 The potential for technology and knowledge transfers between foreign and local Firms A study of the construction industry in Ghana, Journal of World Business. 494, 560–571. UNCTAD 2001 Transfer of technology, United Nation Conference on Trade and Development, UN, New York and Geneva, Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 8 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Zulfiar, Jayady, A., dan Saputra, 2018. “Kerentanan Bangunan Rumah Cagar Budaya Terhadap Gempa di Yogyakarta”, Jurnal Karkasa, Vol. Politeknik Katolik Saint Paul Sorong, Indonesia. PPenelitian ini didukung oleh divisi penelitian dan pengembangan Litbang Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional LPJKN beserta tim ahli dari Institut Teknologi Bandung ITB ... Technology is applied-practical and systematic knowledge that is useful in meeting human needs [46]. Technology contains all processes that carried out in an effort to realize something rationally [47]. ...This study aims to analyse the Key Success Factors KSFs of e-learning implementation, so that e-learning can work well and provide maximum benefits for learning activities process in higher education. The method used in this research is begin from investigate the determinant factors based on the results of literature studies and survey techniques. To obtain a more in-depth analysis, then the factors are weighted using the Multi-Attribute Utility Theory MAUT method. The results showed that the determinant factors that need to be used as the main consideration in the implementation of e-learning at higher education are organizational factors, technology, and human resources. The dominant factor that needs attention in realizing the effectiveness of the implementation of e-learning in higher education is the organizational aspect which is realized in the form of creating a work culture and setting policies that are binding on the academic community to carry out e-learning.... The utilization of information technology used to help human performance in completing its work [23], [24]. Technology can define as the systematic application of science or organized knowledge to carry out tasks or solve practical problems [25], [26]. Referring to the concept of technology, the ease of use is a condition and the nature of technology. ... Mahmud MahmudThe use of information technology as a tool to support higher education activities becomes a necessity that cannot be separated from the management and governance of higher education. The purpose of this study is to measure the degree of acceptance of information technology implementation in tertiary institutions. The methodology used in this study uses a mix-method approach using a modified Technology Acceptance Model TAM framework. The variables examined in this study were perceived usefulness, perceived ease of use, behaviour intention to use, and actual system use. The respondents of this study consisted of 214 lecturers working at UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Data is processed using the Structural Equation Model SEM approach to analyse the causal relationships between the variables studied. The results showed that partially or simultaneously perceived usefulness, perceived ease of use, and behavioural intention to use positively and significantly influence the increase in actual system use. To increase the use of information technology in tertiary institutions, this study recommends the agenda of activities that increase perceptions of the ease, benefits, and interests of implementing information systems that can be carried out by providing useful information system facilities, socialization, training, and habituation. © 2020, World Academy of Research in Science and Engineering. All rights tectonics is the result of interactions between architecture and nature and architecture with humans that produce aesthetics. The technological elements in architectural tectonics are structure and construction, details and connections as well as ornamentation. Ghumah Baghi is a result of the Basemah tribe culture in the Bukit Barisan plateau of the Central Part of Sumatra, the Basemah plateau covers the area of Pagaralam City and Lahat Regency. The potential of architectural tectonics is Ghumah Baghi's reflected in the simplicity of the architectural appearance and connections as well as the honesty of materials, construction components. This research method is a qualitative method with an exploratory approach to identify technological elements in architectural tectonics Ghumah Baghi's. The results of the identification of the architectural technology elements of Ghumah Baghi show that the ghumah baghi structural system is a knock-down structure and has a high level of adaptation to earthquakes. The potential of tectonics is reflected in the honesty and simplicity of materials, connections and structural systems, which produce a balanced, harmonious and hierarchical composition. The technological element in Ghumah baghi is the building of architecture through ornamentation of structural components, the structure is ornamentation and the structure is architectureIris Mahani Rizal Z TaminBerdasarkan Permen PU PR tahun 2017 tentang Tatacara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Untuk Pengusahaan Jalan Tol, salah satu bentuk dukungan pemerintah untuk meningkatkan kelayakan finansial pada investasi jalan tol adalah dengan membangunkan sebagian konstruksi. Dukungan ini sudah diimplementasikan pada beberapa ruas jalan tol diantaranya Cileunyi-Sumedang-Dawuan, Solo-Ngawi-Kertosono, Manado-Bitung, Balikpapan – Samarinda dll. Dalam pemberian dukungan tersebut tentu pemerintah dan badan usaha akan menghadapi risiko-risiko. Risiko –risiko tersebut perlu diketahui untuk dilakukan mitigasi pada risiko-risiko yang besar. Pada studi ini dilakukan identifikasi risiko secara kualitatif berdasarkan tahapan proses pemberiannya. Identifikasi dilakukan atas dasar studi literatur kemudian dilakukan validasi berdasarkan wawancara untuk menentukan risiko-risko yang kemungkinan besar akan terjadi. Berdasarkan hasil kajian diketahui risiko yang kemungkinan akan besar terjadi adalah ketersediaan anggaran yang terbatas sementara kebutuhan dukungan untuk investasi jalan tol akan sangat besar, proses pengajuan penjaminan akan memerlukan waktu proses yang lama, risiko peserta lelang sedikit, risiko keterlambatan konstruksi oleh pemerintah maupun badan usaha, risiko perbedaan kualitas untuk yang dibangun oleh pemerintah dan badan usaha, dan risiko timbulnya biaya evaluasi bagi badan usaha atas pekerjaan yang dilakukan phenomena has clearly shown the significant growth of Joint Operation JO as a scheme of partnerhip between construction companies in Indonesia. This is apparent from several large-scale infrastructure projects such as transportation, communications, water supply, spatial planning, and energy, which are generally implemented within a joint operation scheme. Joint operation was first introduced in Indonesia through regulation of Minister of Public Works in 1991. According to this regulation, joint operation is defined as a form of business cooperation between foreign construction company and local construction company, which are temporary and not forming a new legal entity in Indonesia, which has the same characteristics with the joint venture project in overseas. The regulations obligate the foreign construction company to collaborate with local construction company through joint operation scheme in performing their project in Indonesia. The objective of the regulation is to encourage the national economy and to improve the internal capacity of local construction company, especially in transfer of knowledge through joint operation. More than two decades has elapsed since joint operation has been implemented in Indonesia, but until now, no adequate clarity of what and how joint operation was implemented. Literature studies, interviews, case study, and data collection of the relevant institution in this research are aimed in order to obtain a description of trends and scheme of joint operation that have been implemented in Indonesia. This study is also a part of an integral research regarding the effectiveness of joint operation in the transfer of knowledge on infrastructure projects in Indonesia. The results of this study show a significant trend in recent years regarding the growth of foreign companies presence in Indonesia and its relation to infrastructure projects organized by joint operation scheme. From the case study result's, one type of the joint operation scheme which have been implemented between foreign construction company with local construction company in performing their projects in Indonesia, will be explained corporations MNCs and other foreign firms can be conduits for technology and knowledge T&K transfer to host countries in the developing world. Most of the existing research focuses on T&K transfers through FDI and are drawn from Asia not Sub-Saharan Africa SSA, although SSA is increasingly receiving foreign investment. There is a paucity of research that gives insights into project-level T&K transfer issues in SSA countries. Using the Ghanaian construction industry as an empirical focus, this article explores T&K transfer potential. The findings reveal significant weaknesses in T&K transfer across industry subsectors and between foreign and local firms. This arises from the potentially complementary but dissimilar resource and knowledge bases. The weaknesses are compounded by the absence of coherent government T&K development Heri Zulfiar Arman JayadyNurwidi Rukmono Jati SaputraYogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat risiko bencana gempa yang tinggi. Jenis bangunan yang memiliki tingkat resiko tinggi yaitu bangunan cagar budaya atau rumah hunian yang memiliki nilai sejarah yang banyak terdapat di Yogyakarta, salah satunya bangunan yang terletak di daerah nDalem Pujokusuman, jalan Brigjen Katamso dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat resiko bangunan cagar budaya rentan terhadap gempa dan mampu menganalisis tingkat kerusakan bangunan dan mengetahui faktor penyebab bangunan cagar budaya rentan terhadap gempa dengan menggunakan metode rapid visual screening berdasarkan FEMA P-154 tahun penelitian menunjukan bahwa bangunan cagar budaya non-engineered dan hunian yang berada pada daerah rawan gempa nDalem Pujokusuman Yogyakarta rentan terhadap gempa dan berpotensi roboh sebesar 63% dari seluruh bangunan jika terjadi gempa bumi. Faktor yang menyebabkan bangunan rentan terhadap gempa adalah basic score pada type bangunan, plan irregularity, vertical irregularity, belum adanya acuan pembangunan atau code, dan perawatan bangunan pada bangunan cagar budaya non-engineered. Arman JayadyFormasi joint operation JO antara perusahaan jasa konstruksi asing dan perusahaan jasa konstruksi lokal bukanlah bentuk kemitraan yang baru di Indonesia. JO telah diimplementasi di Indonesia melalui regulasi pemerintah sejak tahun 1991. Melalui formasi JO perusahaan jasa konstruksi lokal diharapkan mampu meningkatkan kapasitas internalnya sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan jasa konstruksi lokal baik pada pasar domestik maupun global. Data yang dihimpun dari sumber terkait menunjukkan bahwa adanya tren peningkatan proyek konstruksi yang diselenggarakan melalui formasi JO di Indonesia. Hampir tiga dekade JO diimplementasi, namun hingga kini belum diperoleh kejelasan terhadap varian JO yang ada di Indonesia. Untuk memenuhi kuriositas tersebut, penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengeksplorasi varian JO dan karakteristiknya di Indonesia. Studi kualitatif dengan wawancara semi-terstruktur face to face dilakukan dalam penelitian ini dengan melibatkan beberapa praktisi berpengalaman dan berkompeten sehubungan JO di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa teridentifikasi dua varian JO bila ditinjau dari perspektif pengendalian proyek dan tiga varian JO bila ditinjau dari perspektif pengelolaan modal Penilaian Keberhasilan Transfer of Knowledge pada Joint Operation antara Perusahaan Jasa Konstruksi Asing dan Perusahaan Jasa Konstruksi LokalA JayadyK S PribadiM AbduhS N BahagiaJayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2017. "Model Penilaian Keberhasilan Transfer of Knowledge pada Joint Operation antara Perusahaan Jasa Konstruksi Asing dan Perusahaan Jasa Konstruksi Lokal", Disertasi Doktor, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung ITB, Bandung, Joint Operation di IndonesiaA JayadyK S PribadiM AbduhS N BahagiaJayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2013. "Perkembangan Joint Operation di Indonesia", Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil IX, Institut Teknologi Sepuluh November -Surabaya, 9 February 2013Knowledge management in the learning society-education and skill, OECD publications serviceOecdW J OrlikowskiOECD. 2000 Knowledge management in the learning society-education and skill, OECD publications service, france, Orlikowski, W. J. 1992 The duality of technlogy rethingking of technology in organizations, Organization Science, 33, 398 2001 Transfer of technology, United Nation Conference on Trade and Development, UN, New York and Geneva, Stratetegic framework for sustainable construction in developing countries, construction management and economic journalHal Tersebut DikarenakanHal tersebut dikarenakan, dalam menjalankan operasi bisnis konstruksi, manajer eksekutif terhubung dengan stakeholder secara luas yang terkait dengan bisnis konstruksi. Daftar Pustaka Du Plessis, C. 2007 A Stratetegic framework for sustainable construction in developing countries, construction management and economic journal, 25, p. 67-76.
berikut hasil akhir dari teknologi konstruksi kecuali